Tuesday, December 27, 2011

Trans Studio Waktu Liburan (Peak Season)

Datang jauh-jauh dari Malang sepupu saya dan dua anak remajanya ngajak main ke Trans Studio di Bandung .  Setelah menginap semalam di Setiabudi pagi-pagi saya antar mereka ke Bandung Super Mall lokasi tempat hiburan tersebut, saya nyusul bersama anak-anak siangnya. Tiket Trans Studio dimusim liburan naik menjadi Rp200ribu kalau non liburan Rp150ribu, semua usia dari bayi sampai lansia wajib beli tiket yang berwujud kartu debet yang berlaku sebagai uang elektronik. Rombongan keluarga saya terdiri dari dua dewasa dan tiga anak sudah sejuta perak buat masuk aja. Kesan pertama saya waktu beli tiket, tempat hiburan ini kok komersial banget ya…!
Pertama masuk semua tas diperiksa yang dicari bukan security atau dangerous item seperti pemeriksaan keamanan di mall-mall atau bandara, tapi makanan dan minuman. Oke-lah kalau kita disuruh beli makan dan minum didalam tapi harganya jangan mahal-mahal dong, udah gitu di-monopoli oleh brand tertentu. Harga-harga souvenir didalam juga nggak murah. Kaos kaki balita buat masuk arena permainan tertentu (wajib) yang di Timezone cuman Rp3ribu disini dijual Rp20ribu.
Gak banyak permainan yang bisa dinikmati oleh anak-anak saya (usia 10, 6 dan 4 tahun) semua wahana dibatasi oleh tinggi badan rata-rata untuk 130cm keatas. Selama total hampir enam jam didalam kawasan hiburan ini praktis anak-anak hanya bermain di tiga wahana  dari total 20 wahana: Dunia Anak, Pirate Ship (arena main anak-anak seperti kebanyakan di mall-mall tetapi dengan arena yang lebih besar) dan Science Center. Ditambah satu wahana lagi bagi anak saya yang berusia 10 tahun yaitu Dragon Rider setelah ngantri hampir satu jam.  Saya sendiri gak naik wahana apapun karena males lihat antriannya.
Beli makan juga harus ngantri lebih dari setengah jam itupun pake berantem sama pengunjung yang belum pernah dapat training ‘Budaya Antri’. Intinya cape deh!
Diantara antrian ada jalur khusus non antri yang dinamakan VIP Access, untuk mendapatkan privilege itu pengunjung harus rela keluar kocek lagi sebesar tiket masuk yaitu Rp200ribu. Sempat ngobrol dengan sepasang pengunjung dari kepulauan Riau yang kesal dengan sistem ini yang disebutnya diskriminasi. Saya hanya berkilah,”Inilah potret negara kita Pak, siapa yang bisa bayar dapat posisi!”
Beliau merasa mendapat informasi yang keliru yaitu bayar Rp150-200rb bisa naik semua wahana sepuasnya. Kenyataannya dia cuman naik satu wahana setelah berjuang antri lebih 60 menit. Sungguh mengecewakan kami yang jauh-jauh datang dari luar pulau, curhatnya.
Buat balita tempat hiburan ini nggak seimbang dengan harga tiketnya, sementara buat lansia kurang cocok.
Kesan pertama saya tempat hiburan ini komersial banget ternyata betul banget, paling tidak pada saat-saat musim liburan seperti sekarang. Tempat hiburan yang tidak berpihak pada rakyat dan hanya memikirkan keuntungan lebih. Beberapa pengunjung yang ngobrol dengan saya juga mengeluhkan hal yang sama. Saya tanyakan kepada salah seorang pegawai yang bertugas kenapa bisa seperti ini, jawabannya karena biaya operasional yang tinggi.
Kayaknya pengelola Trans Studio harus pergi ke Genting Highland yang bayar cuman 60 ringgit sepuasnya, Sentosa Island atau kalau merujuk pada tempat hiburan yang pro rakyat anda harus datang ke Jatim Park Batu dengan Secret Zoo-nya atau ke Taman Safari bahkan Dunia Fantasi Ancol.
Terakhir saya katakan kepada pegawai tersebut,”Dua kali saya berkunjung ke Disneyland dan saya selalu ingin pergi kesana lagi, buat Trans Studio cukup sekali ini aja kemari.”

Friday, September 30, 2011

Facebook Telah Memata-matai Pemakainya?


Menurut Dailymail baru-baru ini seorang blogger sekaligus programmer dari Australia,  Nik Cubrilovic, menemukan bahwa Facebook telah melacak 750 juta penggunanya atas situs-situs yang dikunjungi pasca mengunjungi Facebook. Misalnya anda setelah login di FB kemudian mengunjungi situs-situs dunia maya yang lain, facebook telah melacak dan menyimpan datanya. Hebatnya lagi walaupun anda telah logout dari FB.

Pihak FB telah mengakui, dikatakannya hal itu adalah suatu “kesalahan”, dan telah memperbaikinya. Mereka berterimakasih kepada  Cubrilovic yang telah memberitahu kelemahan ini.

"Kami menempatkan cookie di komputer pengguna," kata seorang juru bicara Facebook, mereka mengaku bahwa cookies itu mengirim data kembali ke Facebook tentang alamat situs yang telah mereka kunjungi, bahkan saat logout. Mereka berdalih ini semata-mata untuk alasan keamanan.

Fuiiihh….. ternyata privasi kita diobok-obok ya? Ini bukan yang pertama lho, masih menurut dailymail diawal tahun ini seorang peneliti Belanda juga menemukan bahwa FB telah mengumpulkan data dari orang yang telah masuk ke facebook walaupun belum terdaftar. Canggih bener…!
Berurusan dengan Yahudi membuat saya sedikit punya rasa perasaan yang gimana gitu. Saya coba flashback kebelakang waktu pertama kali daftar ke FB. Mereka mensyaratkan data asli untuk pendaftaran termasuk nama, umur, nomer telepon dan lain-lain. Saya menuruti.

Kemudian dalam perkembangannya Facebook menjadi situs jaringan sosial yang terbesar di jagat, tapi Zuckerberg enggan menjualnya, padahal mungkin nilainya triliunan rupiah. Dalam perjalanan Facebook juga punya power untuk menggerakkan masa didunia maya untuk urusan politik dan sosial. Tak terkecuali Obama juga memanfaatkan FB untuk kampanye dan penggalangan masa. Rasa-rasanya Pak Bibit, Pak Chandra, Prita, rakyat Malaysia dengan gerakan ‘Bersih 2.0’, rakyat timur tengah juga harus berterimakasih kepada FB.  Ratusan juta orang seakan terhipnotis oleh FB.
Untuk hal teknisnya, kita dibuat mudah untuk login di FB bahkan secara bersamaan kita bisa login di HP, komputer, tablet, lewat SMS, ada banyak software pihak ketiga yang bisa ditanam digadget demi mempermudah akses FB ini.

Pertanyaannya kemudian adalah : Apakah ada rencana besar dibalik hanya mengembangkan situs jejaring sosial ini? Tanyakan sama Mark Zuckerberg sana!
Tetep ambil positifnya. Mungkin FB bekerjasama dengan FBI untuk melacak jaringan teroris, atau membantu LSM untuk melacak orang-orang yang sering mengunjungi situs porno dan ilegal. Mungkin juga untuk mengambil keuntungan dari sisi komersialnya : iklan, game, belanja online. 
Namun saya kok belum yakin.


Saturday, August 06, 2011

Hati-hati! Dermovate Cream Bukanlah Krim Pemutih Kulit

Tiga tahun yang lalu saya direkomendasi seorang rekan (bukan dokter atau pekerja medis) untuk memakai obat salep buat kulit bermerk Dermovate Cream buatan GlaxoSmithKline perusahaan farmasi dari Inggris. Obat tersebut memang nggak beredar di Indonesia, saya beli ketika berada di Arab Saudi, harganya cukup murah SAR10 atau sekitar Rp24,000.

Saran teman itu datang setelah saya ceritakan keluhan saya. Beberapa tahun belakangan setelah makan makanan laut terutama udang dan kerang, badan saya sering mengalami gatal-gatal. Dikemudian hari kondisi alergi  juga  muncul saat makan ayam potong broiler. Begitu beli obat ini, tanpa membaca kandungan dan petunjuk pemakaian langsung saja saya pakai obat tersebut, walaupun tidak menyembuhkan alergi makanan seafood itu sendiri namun salep ini mujarab menyembuhkan iritasi luar pada kulit yang disebabkan  alergi tersebut.


Tidak lama ini, istri saya memesan Dermovate Cream tersebut tatkala saya berada di Jeddah. Dia bercerita, banyak yang memakai salep itu untuk memutihkan kulit! Saya lihat di lapak-lapak onlinepun banyak juga yang menjual obat ini sebagai pemutih kulit. Saya bingung juga, karena nggak pernah membaca kertas petunjuk pemakaian yang disertakan didalam kemasannya. Asal pakai saja kalau lagi ada gangguan dikulit dan gatalpun berkurang.


Untuk memastikan untuk apa sih Dermovate Cream sebenarnya? saya browsing internet, ternyata Dermovate Cream bukanlah krim untuk pemutih kulit, kandungan Clobetasol propionate yang terdapat didalamnya adalah kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati berbagai gangguan kulit termasuk eksim dan psoriasis  (sumber Wikipedia).

Diantara efek samping penggunaannya adalah penipisan kulit dan perubahan pigmentasi pada kulit. Inilah “manfaat” yang dikatakan bisa memutihkan kulit, ternyata adalah efek samping dari penggunaan salep pengurang peradangan pada kulit tersebut. Apalagi dari namanya yang ada kata-kata “Cream” bisa dipakai sebagai propaganda dagang. Selain itu masih banyak efek sampingnya yang bisa dibaca pada tautan dibawah yang saya sertakan.

Disinilah kelemahan masyarakat termasuk saya, selalu cepat terpengaruh dan percaya kepada orang/sumber lain tanpa melakukan crosscheck terlebih dahulu. Andai saja Dermovate cream yang saya asumsikan salep penghilang gatal ternyata adalah krim pemutih kulit apa jadinya alergi saya?

Foto : Dermovate Cream dari salah satu lapak online.

Sumber-sumber :

Tuesday, June 28, 2011

Debat Kusir Siami

Saya sodorkan majalah Tempo edisi 20-26 Juni 2011 halaman 32 yang berjudul “Siami Bertahan di Kejujuran” kepada istri saya. Sedari kemarin sepertinya dia ikut-ikutan  warga Gadel yang mengusir Siami dari rumahnya sendiri karena melaporkan guru dan wali kelas anaknya yang diduga membuat skenario contek menyontek dengan melibatkan anaknya Alif sebagai joki dalam ujian nasional SD bulan Mei kemarin.

Kamipun berdebat kusir. Saya dipihak Ibu Siami sementara istriku entah dipihak siapa, yang jelas bukan dipihak ibu “kejujuran” itu. Saya jelas-jelas menyalahkan guru dan wali kelas sekolah yang paling bertanggungjawab pada peristiwa itu. Setelah beradu argumen bla…bla…bla…belakangan istri saya menuduh sistem pendidikan nasional-lah yang bersalah dalam peristiwa tersebut. Hal itu sering dan lumrah terjadi di berbagai daerah lain cuman tidak terekspos saja, begitu kilahnya. Saya percaya karena pasti sumber ceritanya berasal dari kakak-kakak dan ipar-iparnya yang kesemuanya adalah guru.

Kalau anda baca ceritanya tentu akan sependapat dengan saya bahwa gurunya lah yang paling bersalah dalam kekacauan ini. Pantaslah kalau mereka menerima sanksi dari walikota Surabaya dengan  dicopot jabatan fungsionalnya, walaupun pekerjaan guru itu mulia kalau melanggar tetap harus dihukum. Saya memang nggak bersih-bersih amat sih selama mengenyam bangku sekolah, maksudnya contek-mencontek diantara teman juga tidak jarang terjadi. Tapi kalo cerita tentang mencontek masal yang di otaki oleh oknum guru ala SDN Gadel II ini sepertinya baru kali ini saya mendengarnya. Debat kami makin runcing…

Diakhir diskusi saya mengulang lagi tulisan dalam artikel majalah itu kalau guru tersebut sudah menghinakan dirinya sendiri dengan mencitrakan sekolah yang dipimpinnya supaya lulus ujian semuanya. Kejujuran sebagai salah satu saka guru keberadaban sudah hilang dan diperkosa oleh kepalsuan.
Istri saya membalas janganlah bersalah sangka dulu seperti kamu dulu mengira SBY adalah pemimpin yang berhasil. What's the connection, pikir saya. Tetapi kemudian saya nyambung, bahwasannya dulu saya sering membela kebijaksanaan-kebijaksanaan beliau tapi pada akhirnya sekarang sering mengkritik habis-habisan. Tetep gak nyambung ya?

Lama terpekur saya dalam semua kata-katanya kenapa kali ini istri saya tidak sepakat dengan saya mengenai amar ma'ruf nahi mungkar. Biasanya dia paling getol menyumpah serapahi oknum-oknum dengan profesi polisi, politisi, eksekutif, yudikatif yang melakukan KKN. Begitu tiba kejadian ini pada profesi guru mengapa lain cerita?

Saya ingat-ingat lagi ketika dia bercerita bahwa kejadian seperti ini jamak terjadi di daerah lain. Sudah biasa, banyak cerita, hampir banyak guru, saya mengingat-ingat lagi… ahaa! Eureka. Saya teringat seringkali dia bercerita bahwa ayahnya yang kebetulan juga mertua saya adalah kepala sekolah sekaligus guru seringkali membiarkan atau pura-pura  tidak melihat saat anak didiknya lirak-lirik jawaban bangku sebelah saat ujian. Ya itulah jawabannya  kenapa kami tidak sepaham. Saya menyalahkan oknum guru dan dia membela ayahnya. Padahal ayah dan kakakku adalah guru juga. Sayapun mesam-mesem sendiri.
foto: SURYA/Faiq Nuraini

Kliping :
Kompas, Ibu Siami, Si Jujur yang Malah Ajur
Tempo, Nasib Ibu Siami Jujur Malah Hancur

Tuesday, May 17, 2011

Haruskah Menjebol Penjara?

Ipad saya tidak di ‘jailbreak’ karena jailbreak termasuk pembajakan piranti lunak, dan pembajakan adalah pencurian. Demikian asumsi awal saya menggunakan produk Apple beserta perusahaan afiliasinya, I-tune Store.

Tanggal 12 Mei 2011 saya dapat telepon dari bank penerbit kartu kredit saya bahwa saya telah berbelanja online di I-tune Store senilai USD99.99 (seratus dollar US kurang satu sen). Saya kaget dan menyangkalnya, kemudian mereka menyarankan agar saya membuat surat sanggahan atas transaksi tersebut. Keesokan harinya I-tune store mengirim tanda terima/receipt atas pembelian virtual coin sejumlah 275,000 (duaratus tujuhpuluh lima ribu koin) di game bernama Frisbee Forever, game gratisan yang memang saya download dan dimainkan oleh anak-anak saya yang beusia 3 sampai 10 tahun. Saya segera mengirimkan surat sanggahan ke bank penerbit kartu kredit sekaligus surat sanggahan ke I-tune Store.

Sedikit beranalisa. Anak-anak saya hampir dipastikan tidak mengetahui password saya di I-tune Store, jadi mereka tidak mungkin melakukan transaksi itu. Kemungkinan paling besar adalah saya yang melakukan transaksi tersebut walaupun saya tidak tahu dan tidak ingat kapan saya memasukkan password I-tune Store dalam rangka ber-transaksi online. Saya tidak suka bermain game online bahkan tidak pernah sekalipun bermain game online yang banyak ditawarkan di Facebook, situs yang kerap saya kunjungi. Program-program yang saya download di I-tune Store ter-install di Ipad adalah 100% program-program yang gratisan. Jadi mustahil saya membeli virtual coins di game itu, buat apaa…?
Kesimpulannya, transaksi itu saya anggap transaksi yang tidak disengaja atau transaksi yang tidak saya kehendaki.

Seperti telah kita ketahui bahwa membuat akun di I-tune Store selain memasukkan data diri dan alamat yang benar juga memerlukan nomer kartu kredit yang masih berlaku. Setiap kali download software walaupun gratis kita tetap memasukkan password akun kita, sehingga sangking terlalu seringnya memasukkan password I-tune Store mungkin saya tidak menyadari bahwa ternyata saya melakukan suatu transaksi belanja. Sehingga saya merasa sedikit terhipnotis dengan cara-cara ini.

Pengalaman rekan-rekan yang tinggal di negara paman Sam, setiap berbelanja di toko-toko dan supermarket, barang yang sudah dibeli berhak dikembalikan ke tempat dimana mereka membeli biasanya dalam waktu 7 hari bahkan tanpa alasan sekalipun. K-mart, Wall Mart, Costco, dan banyak toko-toko retail disana memberikan kebijaksanaan “A week moneyback guarantee”. Saya tidak tahu apakah I-tune Store mempunyai policy seperti ini?

Kalaupun uang saya tidak bisa dikembalikan saya ikhlaskan buat nyumbang mereka, hanya saja akan sedikit merubah asumsi saya semula menjadi, "Bila anda tidak melakukan pencurian (pembajakan) maka bersiap-siaplah untuk diambil"

Hirarki Komunikasi Saya dan (Teknologi) Blackberry

Beberapa teman mendesak saya agar memiliki Blackberry yang pastinya untuk tujuan komunikasi. Kalau dulu saya beralasan harganya terlampau mahal, kini dengan semakin membanjirnya produk BB di pasar selular saya tidak bisa lagi memakai alasan itu. Kalau saya telisik lagi alasannya mengapa enggan  memakai BB adalah : saya tidak siap dengan teknologi yang dimiliki oleh gadget tersebut tentunya dengan dukungan server RIM. Memang terdengar agak aneh buat orang lain.

Hari gini terasa ganjil kalo ada yang gak pake telepon genggam sejuta umat ini. Apalagi beberapa teman berpromosi bahwa BB adalah the most powerfull cellular ever, ada lagi yang bilang the latest art-of-the state of gadget. Pokoknya BB lain dengan HP lainnya, terutama untuk hal berkomunikasi.
Walaupun sebenarnya saya ingin sekali mencicipi kecanggihan BB ini tapi sayang sekali, istri saya yang akan dijadikan percobaan menggunakan BB tidak pernah mau memakainya. Entah apa alasannya. Sementara saya sendiri belum merasa perlu memakainya untuk keperluan komunikasi, sekali lagi komunikasi. Ya karena kehebatan BB ada pada teknologi komunikasi diantaranya adalah push email dan BB messenger.
Menurut pendapat saya, ada hirarki dalam kita berkomunikasi dua arah;
  1. Komunikasi dua arah dengan sifat berita yang sangat penting.
    Ada berita-berita penting yang harus segera disampaikan secara cepat kepada penerima berita. Biasanya berita darurat, kematian, sakit, kecelakaan, bencana, dll. Kalau lokasinya dekat maka saya melakukannya secara face to face. Kalau jauh saya memakai telepon untuk menyampaikan berita jenis ini. Saya tidak memikirkan lagi biaya bertelepon untuk hal-hal bersifat emergency. Misalnya : Memberi tahu pihak bank untuk memblokir kartu kredit atau HP yang hilang meskipun harus memakai saluran langsung internasional. Istri saya tidak segan-segan menghubungi HP saya meskipun roaming/SLI jika ada berita-berita kematian/sakit keras keluarga atau rumah kebanjiran. Oleh karena itu telepon rumah tidak saya matikan, telepon rumah sangat penting. Banyak orang memutus saluran telepon rumahnya hanya karena telepon genggam sudah menjamur.
    Untuk menghemat pulsa kalau sedang berada di negeri orang biasanya berita penting saya sampaikan via wartel atau telepon umum kartu yang rata-rata sudah menggunakan VOIP, Voice Over Internet Protocol.
  2. Komunikasi dua atau satu arah dengan berita agak penting.Kalau dulu ada telegram untuk menyampaikan berita jenis ini, sekarang ada SMS. Anak sakit, berita perkawinan, ucapan selamat, kabar gembira, jatuh tempo bayar ini-itu cukup SMS saja. Syukur-syukur yang menerima SMS mengucapkan terimakasih atau memberitahu bahwa berita sudah diterima.
  3. Komunikasi dua atau satu arah dengan isi berita agak panjang bersifat agak penting atau  tidak penting-penting amat.
    Dulu ada surat dan kartupos sekarang bisa lewat surat elektronik. Kalau email yang saya kirim sifatnya agak penting, maka  akan saya ikuti dengan mengirim SMS memberitahu supaya si penerima segera membuka email inbox-nya.  Atau bisa juga saya beritahu via IM kalau ybs sedang OL. Untuk hal email saya memperlakukannya mirip surat konvensional. Saya cek inboks secara berkala sortir, baca dan balas yang perlu. Saya juga memakai filter spam dan junk mail jadi mohon maaf kalau ada email yang tidak sampai karena terfilter oleh mereka.
    Karena memperlakukan email secara konvensional itu maka saya memakai fitur pull email (bukan push email) dari HP dan PC saya.
  4. Komunikasi Instant Messenger (IM)
    Moda baru komunikasi digital ini perlu kita sikapi dalam pemakaiannya. Dulu jaman MIRC atau ICQ jikalau kita online berarti kita berada didepan komputer,  artinya kita siap menerima dan membalas pesan yang masuk, makanya dinamai Instant Messenger. Kalo kita tidak OL berarti jangan berharap dibalas secara instan. Itulah mengapa di YM ada ikon-ikon yang menandakan apakah kita sibuk, siap, away, OL tapi pergi dan sebagainya. Selain itu sifat pembicaraan di IM hanyalah chit-chat/obrolan ringan semata (jadi ingat ngobrol di ICQ jaman dulu yang disertai ASL? please
    ).
    Komitmen saya di IM, kalau saya OL di Yahoo Messenger berarti saya siap ngobrol ringan dengan kawan-kawan. Artinya saya ada waktu luang untuk sekedar chatting. Sekali lagi, hanya obrolan ringan saja lho. Sehingga kalo ada koneksi yang tersendat atau diluar jangkauan tidak perlu diambil hati. Mau cuman Buzz!, Ding!, ngirim emoticon, say hi, becanda ringan, tegursapa, basabasi, disinilah tempatnya. Tapi ingat-ingat kalo sedang bekerja ya jangan chatting ya, paling tidak pasanglah status sibuk atau away, supaya saya juga tidak mengganggu anda.
Dengan mengklasifikasi jenis-jenis komunikasi sedemikian rupa saya jadi tidak memerlukan fitur-fitur BB. Justru dengan teknologi push email akan menjadikan email setara dengan SMS malah membuat saya bingung. Sebenernya sih kecanggihan  teknologi adalah mempermudah manusia, akan tetapi kita sering salah kaprah menggunakannya. 

Dengan adanya push email malah keliru dipakai mengirim berita dengan klasifikasi seperti SMS atau IM. Gak jarang mereka mengirim email dengan isi seperti : Ya Boss, Sip, Ok, Ouwhh begitu!, Baik Pak, dan email-email super singkat dan gak penting sejenis itu. Terutama di milist, jejaring sosial yang integrasi dengan email atau notifikasinya dikirim ke inbox email sehingga menjadikan chatting via email. Maaf, hal ini kebanyakan terjadi pada para pengguna BB yang tidak mengenal etika ber-email dan dunia internet sebelumnya. Sampai-sampai ada yang mengira inbox di facebook adalah kotak surat email mereka.
Sebaliknya, banyak nomer telepon tak dikenal mengirim via SMS berisi penawaran KTA/KPR, pinjaman bunga lunak, penawaran produk, promosi-promosi menyebalkan.


Begitu pula salah kaprah menyikapi Instant Messenger. Gak pagi, gak malam diset online terus menerus, tapi giliran disapa dijawabnya besok. Beberapa kali saya melihat orang sibuk dengan gadgetnya sendiri tanpa mengawasi anaknya, atau ketawa-ketiwi disamping pasangannya dalam sebuah meja makan direstoran tapi dengan dunianya masing-masing. Bukan saya sirik, tapi ini akibat salah menyikapi kecanggihan teknologi dan saya belum siap kearah sana.

Ada yang berdalih lebih murah memakai BB untuk berkomunikasi karena basisnya adalah packet data. Jawaban saya bisa ya bisa tidak !, murah untuk pembelian pulsa data tapi dibarter dengan kehidupan sehari-hari anda di dunia nyata, saya tidak mau seperti itu. Bagi saya waktu 24 jam cukup 10-20% adalah waktu saya buat dunia maya sisanya saya lebih suka bermain dengan anak saya, hobby olahraga, ngobrol dengan keluarga, makan, jalan-jalan, tidur, mandi, ibadah  tanpa diganggu dengan suara/panggilan tang-ting-tung alat yang memperbudak saya. Karena itu sampai sekarang kalau ketinggalan HP dirumah saya tidak merasa dunia akan kiamat…

Tips :
  • Bertelponlah untuk berita yang super penting.
  • Belajar mengklasifikasi sifat berita yang disampaikan. Misalnya: Jemput saya di stasiun Gambir tgl sekian jam sekian. Dikirim via telpon atau SMS.
  • Set status IM anda sesuai dengan kondisi supaya orang lain mengerti juga kondisi anda.
  • Sikapi pemakaian gadget/HP anda dengan bijaksana mis. Matikan atau set silent saat berada di meja makan, istirahat sedang beribadah. Banyak orang tidak menyukai hal seperti anda berbicara pada seseorang dengan muka tidak menghadap ke wajah lawan bicara, melainkan menghadap ke ponsel.

Wednesday, April 20, 2011

Kesan Seorang Wisatawan

Dua minggu lalu aku berkenalan dengan Abdullah bin Salman di atas pesawat dari Jeddah menuju Jakarta. Anak muda enerjik ini berangkat liburan ke Indonesia. Entah mungkin terkesan dengan cerita orang atau jatuh cinta pada kunjungan yang pertama, liburannya ini adalah kunjungan keduanya ke Indonesia. Dia yakinkan orang tua dan saudaranya untuk ikut serta. Abdullah sempat mengenyam pendidikan penerbangan di Kuala Lumpur dan sekarang berprofesi sebagai salah satu Air Traffic Controller atau pengatur lalu lintas udara di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi.

Diatas pesawat dengan antusias dia sudah merencanakan liburannya selama dua minggu di Bandung, dan sekitarnya. Dia tunjukkan dari gadgetnya daftar itinerary dan situs-situs berbahasa arab obyek wisata yang akan dituju selama disana. Sekilas saya lihat ada Taman Cibodas, Tangkuban Perahu, Taman safari, taman buah Mekarsari dan Bandung. Pasti bakal padat acaranya. Saya sempat tawari untuk berkeliling Jakarta di hari kedatangan itu, tapi rupanya dia langsung menuju puncak sesuai rencananya.

Dua minggu berselang, saya mendapat tugas berangkat lagi ke Jeddah. Di ruang tunggu penumpang kami disapa oleh Abdullah yang juga akan pulang  dengan pesawat yang sama. Wow, kebetulan yang luar biasa.

Kami kembali ngobrol di perjalanan menuju Jeddah. Saya tanyakan tentang liburannya, sepertinya acaranya sukses. Kemudian salah seorang teman menanyakan bagaimana kesan-kesannya selama di Indonesia. Tanpa basa-basi Abdulah menjawab, “Saya suka alamnya tapi tidak suka dengan system birokrasi /administrasi dan kemacetannya”. Abdullah tidak cerita detail tentang kekecewaannya, tapi saya berasumsi pasti tentang pungli, korupsi dan semacamnya.

Pengalamanku saat ditanya orang luar,”How do you like my country?”
Seringkali saya menyenangkan orang tersebut dengan menjawab : No, I don’t like it … sengaja saya berhenti sejenak melihat reaksi mukanya. Kemudian meneruskan : But I love it! dan kamipun tertawa. Padahal  dalam hati apa bagusnya sih negara ini tanpa pohon kelapa, pohon pisang, gunung-gunung dan pantai pasir putih? Yang ada hanya menonjolkan infrastruktur  dan sistem keteraturan. Justru ketertiban dan keteraturan inilah yang bisa dipakai sebagai nilai jual negara lain.

Kembali ke Abdullah, berbeda dengan anak muda arab yang lain, Abdullah anak muda yang santun dan jujur. Benar, walaupun sebentar mengenal dia tetapi aku bisa menilainya. Kesannya tentang Indonesia yang diungkapkan tanpa basa-basi memang begitu adanya, dan aku sangat setuju dengannya. Kalau kita tidak berubah, wisatawan-wisatawan seperti dia cukup sekali  dua kali saja datang ke Indonesia karena kecewa dan kesal dengan apa yang telah dialami.  

Sunday, April 17, 2011

Khairunnas Anfa’uhum Linnas

Menurut Emha Ainun Nadjib ada 5 kategori manusia : Manusia wajib, manusia sunnah, manusia mubah, makruh dan manusia haram.

Manusia wajib ditandai jikalau keberadan sangat bermanfaat buat orang lain. Tanda-tanda yg nampak dari seorang manusia wajib diantara dia seorang pemalu jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku keseharian lebih banyak kebaikannya. Ucapan senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-kata sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahan tak suka mencampuri yang bukan urusannya dan sangat nikmat kalau berbuat kebaikan. Hari-hari tak lepas dari menjaga silaturahmi sikap penuh wibawa penyabar selalu berterima kasih penyantun lemah lembut bisa menahan dan mengendalikan diri serta penuh kasih sayang. Perilaku 'manusia wajib' membuat hati orang di sekitar tercuri, Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahan pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yg sedang membara. Jikalau orang yang berakhlak mulia ini tak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan dan terasa ada sesuatu yg kosong di qolbu ini.

Orang yang sunah keberadaan bermanfaat tetapi kalau pun tak ada tak tercuri hati kita. Tidak ada rongga qolbu yang kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amal belum benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam.

Manusia yang mubah ada atau tidak tak berpengaruh bagi orang lain. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan dan kalau tak adapun tetap berantakan. Inilah manusia mubah. Ada dan tiada tak membawa manfaat tak juga membawa mudharat.

Adapun orang yang makruh keberadan justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada maka tak berpengaruh. Semisal ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang anak-anak malah lari ke tetangga ibu cemas dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

Lain lagi dengan orang bertipe haram keberadaan malah dianggap menjadi musibah sedangkan ketiadaan justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor perlengkapan kantor pada hilang, kerjanya korupsi sendiri, suka marah-marah pula. Maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yg ada malah mensyukurinya.

Sebaik-baiknya manusia ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana diri punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda “Khairunnas anfa’uhum linnas”
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yg paling banyak manfaat bagi orang lain.” Hadits ini seakan-akan mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri ini.

Monday, April 04, 2011

Hikmah Bencana di Jepang

Bencana gempa dan tsunami di Jepang memberi hikmah dan pelajaran bagi kita yang juga tinggal di daerah rawan bencana. Bangsa Jepang telah menunjukkan pada dunia bagaimana mereka menghadapi cobaan Tuhan mulai pra-bencana, menghadapi dan pasca-bencana dengan semangat pantang putus asa-nya atau dikenal juga dengan motto Gambaru” dan “Gambatte”.

Cetak biru infrastruktur di Jepang memang didisain untuk menghadapi gempa dan tsunami mengingat letak geografisnya. Pelatihan-pelatihan menghadapi gempa sering digelar di berbagai sekolah dan kantor. Bergoyang-goyang di dalam kamar hotel kerap saya rasakan dan mereka tenang-tenang saja sebelum ada pengumuman atau sirine tanda bahaya dibunyikan. Tapi cobaan Tuhan kali ini sangatlah berkuasa dahsyatnya! Manusia memang hanya bisa berupaya.

Mengikuti perkembangan penanganan pasca bencana lewat koran dan internet juga membuat kita berdecak kagum, semua berlangsung rapi walaupun banyak hal yang menyedihkan. Ada jalan ambles yang mulus lagi dalam waktu 6 hari, Nenek yang terkurung  reruntuhan selama 9 hari, aksi heroik tim Fukushima 50 dalam memperbaiki reaktor  nuklir yang bocor.  Pemerintah yang sekuat tenaga melindungi rakyat, dan sebaliknya rakyat yang tabah menghadapi bencana. Masih banyak cerita mengesankan di pengungsian.  Saya belum pernah membaca pemerintah Jepang  mengumumkan secara resmi bahwa mereka membutuhkan bantuan negara lain. Yang saya baca disurat kabar  malah ucapan resmi pernyataan terimakasih dutabesar Jepang di Indonesia, luar biasa.

Menurut saya dari semua hal yang bisa diambil sebagai pelajaran adalah budaya  mereka yang patut kita tiru. Budaya malu untuk korupsi, budaya rendah hati, respek pemerintah kepada rakyat pemilik negri, semangat, daya juang dan nasionalisme rakyat membuat kita harus bercermin diri. Seyogyanya semua pihak berkaca pada kejadian ini, semua hal dan tata kelola penanganan bencana yang menyangkut rencana, strategi, kebijakan, mitigasi dan solusi penanganan bencana mulai dipikirkan kembali buat menghadapi bencana mendatang.

Monday, March 07, 2011

Golden Gate dari Udara

Buat sharing aja...
Pemandangan udara dari ketinggian sekitar 2,000 kaki ini saya ambil dari pesawat ringan bermesin tunggal Cessna 152 pada suatu pagi yang cerah tahun 1994, bersama dengan seorang rekan. 



Sebenernya gak boleh melintas rendah diatas jembatan Golden Gate yang indah ini untuk alasan keamanan dan keselamatan. Mungkin kalo foto ini saya ambil setelah kejadian WTC bakalan dipenjara gw hahaha....


foto sekuel berikutnya adalah foto udara pemandangan kota San Francisco. Ditengah-tengahnya yang ada persegi panjang  hijau adalah taman hutan kota Golden Gate Park, taman Lincoln dan taman Presidio (bagian hijau di sebelah kiri) yang cukup terkenal. Bayangin dikota gede masih banyak hutannya.

Foto diambil memakai kamera analog Konica. 

Friday, February 04, 2011

Nagoya Sekilas


Salah satu sudut bangunan di kompleks istana

Seperti halnya kota-kota lain di Jepang, Nagoya sangat aman dan bersahabat buat para pelancong. Sayang sekali saya cuman sebentar disini.

Saturday, January 22, 2011

Hari Gini, Perlukah Saluran Telepon Rumah/PSTN (Public Switched Telephone Network)?

Saat dunia pertelekomunikasian banjir dengan beragam jenis telepon genggam ataupun fix wireless phone serta kemudahan mendapat/membeli nomer di mana saja, masihkah diperlukan saluran telepon rumah ?

Bagi saya jawabannya “YA”. Telepon rumah masih lebih dapat dipercaya tidak tergantung cuaca, sinyal, pulsa, tidak butuh listrik, murah, radiasi lebih kecil dan lebih mudah dihapal nomer teleponnya (terutama buat anak-anak). Telepon genggam sebagai penunjang mobilitas dalam berkomunikasi.
Nomer telepon rumah saya hanya diketahui oleh kantor, keluarga, saudara dan teman dekat. Jadi kebanyakan untuk komunikasi yang sifatnya penting.

Beberapa orang masih memerlukan sambungan PSTN karena berhubungan dengan urusan bisnis dan kebutuhan lain semisal bonafiditas usaha, aplikasi kartu kredit, persyaratan KPR/KPM, pemasangan internet dsb. Karena birokrasi pemasangan PSTN memerlukan identitas yang benar. Mendapatkan saluran PSTN dari Telkom tidak semudah mendapatkan sambungan telepon fix wireless sehingga jarang orang melakukan penipuan via telepon dari nomer PSTN.

Bagi saya, sambungan PSTN ini saya perlukan untuk komunikasi dua arah yang penting. Untuk hal darurat saya mengajarkan kepada anak untuk menghubungi nomer telepon rumah, mereka bisa menghubungi rumah dari telepon umum koin/kartu, wartel, bahkan meminjam pesawat telepon dari sekolah atau teman, tanpa takut merugikan pihak lain karena pulsa yang mahal.

Untuk hal-hal darurat, bencana, listrik mati, kecelakaan, kematian, penculikan (naudzubilah !) berita gawat dan lain-lain walaupun jarang terjadi, saya tetap merasa perlu memakai saluran telepon rumah. Kalau malam-malam telepon rumah berdering, artinya ada berita yang cukup penting.

Kebanyakan orang memutus saluran PSTN-nya karena nilai abonemennya yang dianggap mahal dibanding nilai pulsa HP. Bayangin Rp 38 ribu kalau beli pulsa CDMA bisa berapa menit tuh, belum lagi SMS sepuasnya.
Sekarang, tinggal bagaimana PT Telkom bersaing harga, mutu layanan dan fasilitas PSTN.
Di banyak negara lain, harga abonemen sudah termasuk gratis nelpon sesama PSTN dalam kota. Atau gratis fitur call waiting maupun fitur sms.

Banyak pula yang berpikir, nomer telepon HP gampang didapat kenapa harus pasang telepon rumah? Bagaimana dengan anda?
 

Saturday, January 08, 2011

HP ku Hilang.

Gak terasa sama sekali HP-ku sudah tidak berada di saku celana, sekembali dari muter-muter di Nam Daemun dan Seoul Station. Sepertinya terjatuh dari saku celana.

Hari ini saya kehilangan HP nokia N82 yang sudah saya rawat dijaga baik-baik. Sekitar tiga tahun lalu beli lewat perjuangan tukar tambah di Kaskus. Kamera dan flash xenon 5 mpix menghasilkan banyak momen tak terlupa, LCD-nya baru ganti, Battereinya juga baru, ori semua. GPSnya sudah membimbing saya dari Ranu Pane Semeru sampai Jabbal Uhud Madinah. Simcard Saudinya masih valid sampai 2013. Semua saya ikhlaskan karena saya percaya pada kuasa-Nya.

Seketika ingatan saya ke Time Zone, Supermall Karawaci beberapa hari yang lalu. Saat itu saya menemukan sebuah kartu game time zone di suatu meja permainan, bukannya dikembalikan ke anak yang barusan bermain eh.. malah saya pakai main juga kartu tersebut. Maafkan saya ya Dik !, ternyata menjadi orang sempurna tidak segampang teori dan motivasi orang bijak yang kerap saya baca. Selain itu budaya dan sosiologi masyarakat kita ikut andil dalam ihwal ini, bahwa nemu barang di tempat umum adalah suatu rezeki buat penemunya padahal jelas-jelas bukan haknya.

Biasana setelah peristiwa “penemuan” pasti gantian saya yang kehilangan. Kejadian seperti ini sudah hitungan jari tangan dan kaki terjadi pada saya. Pernah nemu uang Rp50 ribuan di tangga keluar Masjid Istiqlal suatu ashar yang sepi sekitar tahun 1997 sebelum krisis. Bayangin uang sebesar itu kok menggoda didepan mata saya. Setelah menghitung kancing antara “ya” atau “tidak”, akhirnya saya ambil juga uang tersebut buat keperluan dugem.
Beberapa hari kemudian uang saya di ATM hilang Rp100 ribu dengan cara yang unik. Saya melakukan penarikan Rp900 ribu (kala itu maksimal penarikan Rp1juta) via ATM, begitu uang keluar buru-buru saya bergegas, kartu  ATM lupa diambil. Keesokan hari ketika nge-print buku tabungan, ada yang mendebet  Rp100ribu dari kartu ATM yang tertelan itu. Janggal tapi saling berkaitan. Dan masih banyak kejadian serupa berulang, sampai akhirnya saya yakin ada Arsitek skenario yang mengatur karma kecil ini.


Kembali ke kartu game yang saya temukan. Dalam hati kecil ada setan yang sempat menantang, habis ini saya akan kehilangan apa sih? Masak iya ada kekuatan lain yang bisa mengatur kemampuan saya. Ya Allah, ampuni saya ya Allah.
Setelah peristiwa di Time Zone, ketika terbang ke Nagoya saya sempat kehilangan kartu kamar hotel di sekitar pinggir laut Nagoyako. Ah mungkin ini pembalasan dari kartu Time Zone tempo hari. Nemu kartu dibalas hilang kartu setimpal bukan? Ternyata bukan itu pembalasannya. Saya kehilangan lebih dari kartu, yaitu kartu simcard beserta unit HPnya.

Alhamdulillah saya gak kehilangan anggota badan atau nyawa saya, Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ampuni hambamu yang kerap melakukan kesalahan-kesalahan ini. Saya berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama dikemudian hari. Saya ikhlas semuanya terjadi karena kuasa-Mu.
Apabila dikemudian hari "kehilangan" masih terjadi, akan saya jadikan sebagai penanda bahwa ada hak orang lain yang telah aku ambil. Hanya Engkau ya Allah yang mampu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan ini.