Tuesday, May 17, 2011

Haruskah Menjebol Penjara?

Ipad saya tidak di ‘jailbreak’ karena jailbreak termasuk pembajakan piranti lunak, dan pembajakan adalah pencurian. Demikian asumsi awal saya menggunakan produk Apple beserta perusahaan afiliasinya, I-tune Store.

Tanggal 12 Mei 2011 saya dapat telepon dari bank penerbit kartu kredit saya bahwa saya telah berbelanja online di I-tune Store senilai USD99.99 (seratus dollar US kurang satu sen). Saya kaget dan menyangkalnya, kemudian mereka menyarankan agar saya membuat surat sanggahan atas transaksi tersebut. Keesokan harinya I-tune store mengirim tanda terima/receipt atas pembelian virtual coin sejumlah 275,000 (duaratus tujuhpuluh lima ribu koin) di game bernama Frisbee Forever, game gratisan yang memang saya download dan dimainkan oleh anak-anak saya yang beusia 3 sampai 10 tahun. Saya segera mengirimkan surat sanggahan ke bank penerbit kartu kredit sekaligus surat sanggahan ke I-tune Store.

Sedikit beranalisa. Anak-anak saya hampir dipastikan tidak mengetahui password saya di I-tune Store, jadi mereka tidak mungkin melakukan transaksi itu. Kemungkinan paling besar adalah saya yang melakukan transaksi tersebut walaupun saya tidak tahu dan tidak ingat kapan saya memasukkan password I-tune Store dalam rangka ber-transaksi online. Saya tidak suka bermain game online bahkan tidak pernah sekalipun bermain game online yang banyak ditawarkan di Facebook, situs yang kerap saya kunjungi. Program-program yang saya download di I-tune Store ter-install di Ipad adalah 100% program-program yang gratisan. Jadi mustahil saya membeli virtual coins di game itu, buat apaa…?
Kesimpulannya, transaksi itu saya anggap transaksi yang tidak disengaja atau transaksi yang tidak saya kehendaki.

Seperti telah kita ketahui bahwa membuat akun di I-tune Store selain memasukkan data diri dan alamat yang benar juga memerlukan nomer kartu kredit yang masih berlaku. Setiap kali download software walaupun gratis kita tetap memasukkan password akun kita, sehingga sangking terlalu seringnya memasukkan password I-tune Store mungkin saya tidak menyadari bahwa ternyata saya melakukan suatu transaksi belanja. Sehingga saya merasa sedikit terhipnotis dengan cara-cara ini.

Pengalaman rekan-rekan yang tinggal di negara paman Sam, setiap berbelanja di toko-toko dan supermarket, barang yang sudah dibeli berhak dikembalikan ke tempat dimana mereka membeli biasanya dalam waktu 7 hari bahkan tanpa alasan sekalipun. K-mart, Wall Mart, Costco, dan banyak toko-toko retail disana memberikan kebijaksanaan “A week moneyback guarantee”. Saya tidak tahu apakah I-tune Store mempunyai policy seperti ini?

Kalaupun uang saya tidak bisa dikembalikan saya ikhlaskan buat nyumbang mereka, hanya saja akan sedikit merubah asumsi saya semula menjadi, "Bila anda tidak melakukan pencurian (pembajakan) maka bersiap-siaplah untuk diambil"

Hirarki Komunikasi Saya dan (Teknologi) Blackberry

Beberapa teman mendesak saya agar memiliki Blackberry yang pastinya untuk tujuan komunikasi. Kalau dulu saya beralasan harganya terlampau mahal, kini dengan semakin membanjirnya produk BB di pasar selular saya tidak bisa lagi memakai alasan itu. Kalau saya telisik lagi alasannya mengapa enggan  memakai BB adalah : saya tidak siap dengan teknologi yang dimiliki oleh gadget tersebut tentunya dengan dukungan server RIM. Memang terdengar agak aneh buat orang lain.

Hari gini terasa ganjil kalo ada yang gak pake telepon genggam sejuta umat ini. Apalagi beberapa teman berpromosi bahwa BB adalah the most powerfull cellular ever, ada lagi yang bilang the latest art-of-the state of gadget. Pokoknya BB lain dengan HP lainnya, terutama untuk hal berkomunikasi.
Walaupun sebenarnya saya ingin sekali mencicipi kecanggihan BB ini tapi sayang sekali, istri saya yang akan dijadikan percobaan menggunakan BB tidak pernah mau memakainya. Entah apa alasannya. Sementara saya sendiri belum merasa perlu memakainya untuk keperluan komunikasi, sekali lagi komunikasi. Ya karena kehebatan BB ada pada teknologi komunikasi diantaranya adalah push email dan BB messenger.
Menurut pendapat saya, ada hirarki dalam kita berkomunikasi dua arah;
  1. Komunikasi dua arah dengan sifat berita yang sangat penting.
    Ada berita-berita penting yang harus segera disampaikan secara cepat kepada penerima berita. Biasanya berita darurat, kematian, sakit, kecelakaan, bencana, dll. Kalau lokasinya dekat maka saya melakukannya secara face to face. Kalau jauh saya memakai telepon untuk menyampaikan berita jenis ini. Saya tidak memikirkan lagi biaya bertelepon untuk hal-hal bersifat emergency. Misalnya : Memberi tahu pihak bank untuk memblokir kartu kredit atau HP yang hilang meskipun harus memakai saluran langsung internasional. Istri saya tidak segan-segan menghubungi HP saya meskipun roaming/SLI jika ada berita-berita kematian/sakit keras keluarga atau rumah kebanjiran. Oleh karena itu telepon rumah tidak saya matikan, telepon rumah sangat penting. Banyak orang memutus saluran telepon rumahnya hanya karena telepon genggam sudah menjamur.
    Untuk menghemat pulsa kalau sedang berada di negeri orang biasanya berita penting saya sampaikan via wartel atau telepon umum kartu yang rata-rata sudah menggunakan VOIP, Voice Over Internet Protocol.
  2. Komunikasi dua atau satu arah dengan berita agak penting.Kalau dulu ada telegram untuk menyampaikan berita jenis ini, sekarang ada SMS. Anak sakit, berita perkawinan, ucapan selamat, kabar gembira, jatuh tempo bayar ini-itu cukup SMS saja. Syukur-syukur yang menerima SMS mengucapkan terimakasih atau memberitahu bahwa berita sudah diterima.
  3. Komunikasi dua atau satu arah dengan isi berita agak panjang bersifat agak penting atau  tidak penting-penting amat.
    Dulu ada surat dan kartupos sekarang bisa lewat surat elektronik. Kalau email yang saya kirim sifatnya agak penting, maka  akan saya ikuti dengan mengirim SMS memberitahu supaya si penerima segera membuka email inbox-nya.  Atau bisa juga saya beritahu via IM kalau ybs sedang OL. Untuk hal email saya memperlakukannya mirip surat konvensional. Saya cek inboks secara berkala sortir, baca dan balas yang perlu. Saya juga memakai filter spam dan junk mail jadi mohon maaf kalau ada email yang tidak sampai karena terfilter oleh mereka.
    Karena memperlakukan email secara konvensional itu maka saya memakai fitur pull email (bukan push email) dari HP dan PC saya.
  4. Komunikasi Instant Messenger (IM)
    Moda baru komunikasi digital ini perlu kita sikapi dalam pemakaiannya. Dulu jaman MIRC atau ICQ jikalau kita online berarti kita berada didepan komputer,  artinya kita siap menerima dan membalas pesan yang masuk, makanya dinamai Instant Messenger. Kalo kita tidak OL berarti jangan berharap dibalas secara instan. Itulah mengapa di YM ada ikon-ikon yang menandakan apakah kita sibuk, siap, away, OL tapi pergi dan sebagainya. Selain itu sifat pembicaraan di IM hanyalah chit-chat/obrolan ringan semata (jadi ingat ngobrol di ICQ jaman dulu yang disertai ASL? please
    ).
    Komitmen saya di IM, kalau saya OL di Yahoo Messenger berarti saya siap ngobrol ringan dengan kawan-kawan. Artinya saya ada waktu luang untuk sekedar chatting. Sekali lagi, hanya obrolan ringan saja lho. Sehingga kalo ada koneksi yang tersendat atau diluar jangkauan tidak perlu diambil hati. Mau cuman Buzz!, Ding!, ngirim emoticon, say hi, becanda ringan, tegursapa, basabasi, disinilah tempatnya. Tapi ingat-ingat kalo sedang bekerja ya jangan chatting ya, paling tidak pasanglah status sibuk atau away, supaya saya juga tidak mengganggu anda.
Dengan mengklasifikasi jenis-jenis komunikasi sedemikian rupa saya jadi tidak memerlukan fitur-fitur BB. Justru dengan teknologi push email akan menjadikan email setara dengan SMS malah membuat saya bingung. Sebenernya sih kecanggihan  teknologi adalah mempermudah manusia, akan tetapi kita sering salah kaprah menggunakannya. 

Dengan adanya push email malah keliru dipakai mengirim berita dengan klasifikasi seperti SMS atau IM. Gak jarang mereka mengirim email dengan isi seperti : Ya Boss, Sip, Ok, Ouwhh begitu!, Baik Pak, dan email-email super singkat dan gak penting sejenis itu. Terutama di milist, jejaring sosial yang integrasi dengan email atau notifikasinya dikirim ke inbox email sehingga menjadikan chatting via email. Maaf, hal ini kebanyakan terjadi pada para pengguna BB yang tidak mengenal etika ber-email dan dunia internet sebelumnya. Sampai-sampai ada yang mengira inbox di facebook adalah kotak surat email mereka.
Sebaliknya, banyak nomer telepon tak dikenal mengirim via SMS berisi penawaran KTA/KPR, pinjaman bunga lunak, penawaran produk, promosi-promosi menyebalkan.


Begitu pula salah kaprah menyikapi Instant Messenger. Gak pagi, gak malam diset online terus menerus, tapi giliran disapa dijawabnya besok. Beberapa kali saya melihat orang sibuk dengan gadgetnya sendiri tanpa mengawasi anaknya, atau ketawa-ketiwi disamping pasangannya dalam sebuah meja makan direstoran tapi dengan dunianya masing-masing. Bukan saya sirik, tapi ini akibat salah menyikapi kecanggihan teknologi dan saya belum siap kearah sana.

Ada yang berdalih lebih murah memakai BB untuk berkomunikasi karena basisnya adalah packet data. Jawaban saya bisa ya bisa tidak !, murah untuk pembelian pulsa data tapi dibarter dengan kehidupan sehari-hari anda di dunia nyata, saya tidak mau seperti itu. Bagi saya waktu 24 jam cukup 10-20% adalah waktu saya buat dunia maya sisanya saya lebih suka bermain dengan anak saya, hobby olahraga, ngobrol dengan keluarga, makan, jalan-jalan, tidur, mandi, ibadah  tanpa diganggu dengan suara/panggilan tang-ting-tung alat yang memperbudak saya. Karena itu sampai sekarang kalau ketinggalan HP dirumah saya tidak merasa dunia akan kiamat…

Tips :
  • Bertelponlah untuk berita yang super penting.
  • Belajar mengklasifikasi sifat berita yang disampaikan. Misalnya: Jemput saya di stasiun Gambir tgl sekian jam sekian. Dikirim via telpon atau SMS.
  • Set status IM anda sesuai dengan kondisi supaya orang lain mengerti juga kondisi anda.
  • Sikapi pemakaian gadget/HP anda dengan bijaksana mis. Matikan atau set silent saat berada di meja makan, istirahat sedang beribadah. Banyak orang tidak menyukai hal seperti anda berbicara pada seseorang dengan muka tidak menghadap ke wajah lawan bicara, melainkan menghadap ke ponsel.