Wednesday, July 28, 2010

Liburan Panjang 2010


Bagasi disulap jadi kabin buat tidur balita. Baju-baju ditumpuk dibawah jadi kasurnya.

Apess...Dapat cuti kok kebetulan bareng liburan sekolah. Kursi pesawat penuh, terpaksa jalan darat sejauh kurang lebih 3000 km lebih Jakarta-Bali pp membawa para balita.

Blog :
http://lasem2.multiply.com/journal/item/53/Menyusur_Pulau_Jawa_dan_Bali_Bersama_Para_Balita

Tuesday, July 27, 2010

Menyusur Pulau Jawa dan Bali Bersama Para Balita

Membawa serta anak-anak yang masih balita dalam perjalanan liburan via jalan darat menyusuri sepanjang pantai utara pulau Jawa memang agak riskan. Tadinya saya ragu, mengingat tahun kemarin rencana ke Pangandaran terhenti cuman sampai kota Bandung karena kepenatan anak-anak.

Kalau Nadine (9 thn) saya tidak terlalu khawatir, karena sedari kecil terbiasa jalan-jalan dengan berbagai moda transportasi. Leslie (4 thn) dan Akmal (2 thn) adalah tantangan tersendiri buat saya untuk diikut sertakan. Kedua anak saya terakhir itu mempunyai sifat unik. Leslie suka “berulah” dan cenderung aktif, sementara Akmal masih menyusui dan agak manja dan kolotan.  Dan saya sendiri sering tidak tahan mendengar rengekan-rengekan anak kecil yang berkepanjangan.

Singkat kata, dari Tangerang perjalanan terhenti di Pekalongan setelah kami mengalami insiden pengetukan kaca mobil oleh preman Tegal di lampu merah. Saya tidak akan mengambil resiko melewati alas roban pada tengah malam untuk meneruskan perjalanan ke Semarang, kota rencana semula untuk singgah menginap.
Alhamdullilah akhirnya semua lancar, anak-anak juga tidak mengalami kesulitan yang berarti. Setelah semalam di Pekalongan berturut-turut kami menginap di Surabaya, Desa Junggo-Batu, Pronojiwo-Lumajang dan Situbondo.

Rute Surabaya-Malang-Lumajang melewati Semeru selatan adalah napak tilas rute favorit saya waktu kecil, jaman keemasan cengkeh tahun 80-an. Pemandangan sepanjang jalan berkelok-kelok sangatlah indah. Sayang beribu sayang selama dua hari itu awan mendung dan hujan rintik ikut berkolaborasi bersama perjalanan kami menutup indahnya panorama Semeru. Padahal saya ingin menunjukkan ke anak-anak indahnya suasana pedesaan di selatan kaki gunung Semeru.
Semua belum berubah sejak sekitar 10 tahun yang lalu terakhir saya lewat rute ini, hanya jumlah kendaraan saja yang bertambah dan jembatan buatan Belanda yang  tua nan indah itu –Gladak Perak-  sudah tidak terpakai digantikan jembatan baru yang dibuat oleh pemerintah.  

Menginap semalam di desa Oro-oro Ombo, Pronojiwo-Lumajang perjalanan berlanjut lagi. Setelah mampir sebentar di rumah masa kecil Ibu saya di Tekung, Lumajang, perjalanan kami berakhir sementara di Situbondo.
Di Situbondo kami juga sempat jalan lagi ke pantai yang eksotis  Tanjung Papuma, kurang lebih 25 kilometer arah selatan kota Jember atau sekitar 100 Km dari Situbondo.

Kira-kira setelah seminggu di Situbondo kami meneruskan petualangan  lagi ke Denpasar, Bali. Kali ini rombongan bertambah jadi total sepuluh orang.  Etape ini saya tidak terlalu mengkhawatirkan mood anak-anak karena turutnya Akung dan Uti dan para kemenakan istri saya. Tentu mereka akan turut menghandle balita-balita ini.

Selama 5 hari dan 4 malam di Bali touring berlanjut tiap hari, mulai Sanur, GWK, Uluwatu, Kuta, pasar seni Sukawati, Tampak Siring (tidak sempat masuk istana karena harus pakai surat izin tertulis), Kintamani, Denpasar, Kuta lagi, sampai ke perkawinan sepupuku Ferry. Praktis tidak ada yang mengeluh dengan perjalanan menyenangkan ini. Saya lihat trip odometer GPS sudah menunjukkan 1,437 km perjalanan kami. Angka aktualnya adalah lebih dari itu sebab beberapa kali GPS saya matikan karena sudah tahu jalan.

Dari Bali saya sendiri kembali ke Jakarta via udara karena cuti sudah habis. Anak-anak dan rombongan  kembali jalan darat ke Situbondo.

 Saya tidak menanyakan istri mengenai kondisi terakhir anak-anak, sementara saya sendiri agak meriang ketika berdinas selama 5 hari. Lepas dinas saya balik lagi ke Surabaya guna menyusul mereka, membawa pulang kembali ke Tangerang melewati rute sebelumnya yaitu pantura. 

Menginap semalam di Semarang karena saya tidak mau melewatkan malam final piala dunia 2010 di jalanan. Sebelumnya  kami kelelahan terjebak macet kecelakaan truk tronton selama dua jam di Pati-Rembang. Keesokannya secara nonstop bergantian dengan istri selama 8 jam lebih kita sampai dengan selamat di Tangerang mengakhiri liburan panjang kami sepanjang jalan raya Pos, jalan Daendels.

Foto-foto

Saturday, July 17, 2010

Surat Ijin Berkunjung Ke Istana Tampak Siring

Masyarakat umum yg ingin berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring dapat mengajukan surat permohonan ijin kepada :

Kepala Istana Tampaksiring
Jl. Astina Pura Utara
Manukaya, Tampaksiring
Gianyar Bali 80552
Tlp 0361 901400, 901600
Fax 0361 901300

Surat berisi
1. Nama pemohon, alamat, No telp/HP (termasuk penanggungjawab rombongan)
2. Tgl/hari/jam kunjungan Senin-Jumat 0800-1430 WITA
3 Jumlah peserta (daftar peserta dilampirkan)

Surat permohonan diterima paling lambat 7 hari kerja sebelum tanggal kunjungan. Tata tertib berkunjung akan disampaikan setelah ijin berkunjung diterbitkan.
Selama berkunjung ke kompleks istana akan dipandu.
KUNJUNGAN TIDAK DIKENAKAN BIAYA APAPUN