Friday, April 30, 2010

Berkenalan Dengan Teeza Dalam Mimpi

Secara fisik saya tidak pernah bertemu dan mengenal almarhum Teeza.  Saya hanya mengenal Pak Moekmin, Bapaknya yang menjadi kolega senior saya.

Dalam mimpi semalam saya berada di ruang tunggu terminal bus SAPTCO antarkota di Jeddah, bersama Pak Moekmin. Tujuan kami adalah Mekah.

Di lounge yang sejuk itu sambil memutar-mutar telepon genggamnya, Pak Moekmin seperti biasa ngobrol dan bercanda dengan saya dan seorang teman lagi yang juga akan berangkangkat beribadah umroh ke Masjidil Haram. Tiba-tiba HPnya terlepas dari genggamannya dan berputar di udara sebelum jatuh ke meja. 
    “Kamu ada di sini to Teez…?” Pak Moekmin seperti berbicara pada seseorang, entah dibagian mana di ruang itu. Pasti Si Teeza!, anaknya yang telah kembali menghadap Allah seminggu lalu.

Saya segera menyambar obrolan itu karena inilah saatnya saya berkenalan dengan Teeza. Beberapa hari yang lalu saya sempat mempunyai perasaan sedih yang nggak karu-karuan melihat Teeza terbaring dalam keadaan kritis di RS Siloam.  Kemudian keesokan harinya (Jumat, 23 April 2010) mendapat kabar SMS bahwa Teeza harus meninggalkan kita semua.

     “Mas Teeza… kenalkan saya Andre,” Saya memotong pembicaraan Pak Moekmin dengan anaknya. Padahal saya juga nggak tahu berada dimana lawan bicara saya.
     “Walaupun saya tidak pernah bertemu dan mengenal Mas Teeza, tapi saya ikut merasa kehilangan dengan kepergian Mas Teeza.”  Belakangan ini sejak kejadian kecelakaan yang menimpa Teeza saya sangat bersimpati dengan keluarga Pak Moekmin. Agak sedikit menyesal juga tidak pernah bertatap muka dengan Teeza secara langsung. Padahal dua kali saya mampir kerumahnya tapi tidak pernah berjumpa dengannya.
     “Saya minta maaf kalau punya salah sama Mas Teeza…”
     “Ohh…inggih Mas…I..nggiih…” tiba-tiba terdengar suara yang menggema memenuhi seisi ruangan itu. Suaranya ramah membalas obrolan imajiner saya, makin lama makin membesar volumenya, sampai membuat saya terjaga. Saya lirik jam dinding, baru pukul 2 dini hari.

     “Mimpi apa? Kok mengiggau kayak ngobrol sendiri?” istri saya rupanya kaget mendengar igauan saya barusan. Saya pun bercerita.

Harusnya saya malam ini sudah berniat datang ke rumah Pak Moekmin untuk tahlilan 7 harinya, tapi saya lupa memenuhinya. 
Selamat jalan Bro.. Teeza, maaf saya belum sempat berkenalan di Jakarta. Terimakasih sudah mengingatkan kami bahwa dunia adalah fana, sampai bertemu kelak disana.


Catatan :

Teeza Aria Putra (27 thn) adalah salah satu instruktur penerbang di STPI, Curug. Almarhum gugur dalam menjalankan tugasnya dalam sebuah kecelakaan di landasan bandar udara Budiarto (Senin, 19 April 2010). Pesawatnya TB10 menabrak sepeda motor yang masuk ke landasan.

Kliping Kompas :
- Rabu 21 April 2010 "Jalan Pintas Mengundang Maut"
Sabtu, 24 April 2010 “Teeza Telah Dipanggil Sang Khalik