Beberapa kali saya temui "penindasan" dalam lingkup pekerjaan saya. Bullying, dalam bentuk makian, umpatan kasar, intimidasi bahkan ancaman, biasanya dilakukan dari yang senior kepada yang junior dalam satu grup. Bahkan mungkin sekali terjadi juga di ruang-ruang kantor.
Mengapa pegawai senior atau atasan harus melakukan bullying (verbal) dan intimidasi? Salah satunya adalah karena kekuasaan (power) dan persepsi ancaman. Dianggap orang lain adalah ancaman pribadi atau posisi di perusahaan, kuatir akan menyamai. Sama sekali pola pikir yang primitif di era ini. Saya tidak menemukan alasan lain dari pelaku kecuali alasan pembinaan. Sungguh-sungguh menyedihkan melakukan pola pembinaan dengan cara-cara semacam itu.
Bullying tidak seharusnya terjadi di industri dan lingkungan kerja, seorang pegawai baru datang menjadi mitra kerja kita untuk saling bahu-membahu menyelesaikan pekerjaan. Harusnya kita dengan senang hati dan tangan terbuka telah mendapat bantuan. Toh kalau dia tidak masuk akan menambah beban buat yang lain. Apabila pegawai baru tersebut tidak lancar dalam mengerjakan tugasnya seyogianya yang berpengalaman memberikan arahan yang sepatutnya. Apabila masih dirasa kurang, bisa dalam bentuk teguran yang elegan demi kemajuan pegawai baru tersebut.
Beberapa tugas pemimpin adalah sebagai fungsi managerial (menyusun rencana, pengendalian operasi, pengarahan, motivator, kontrol dan perbaikan, pengambil keputusan dll). Sudah menjadi tugasnya untuk menjadi penggerak yang baik dan menjadi sumber kreatifitas bagi mitra kerjanya. Sehingga iklim kerja harmonis akan menciptakan sinergi positif. Fungsi pembinaan bisa dilakukan dalam bentuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Negara ini telah terpuruk ratusan tahun dalam sistem feodal, penindasan telah mengakar menjadi kultur yang negatif. Penindasan model ini banyak sekali terjadi terutama di berbagai instansi pendidikan dan aparatur bahkan kearah fisik. Dan sampai sekarangpun negara ini masih terpuruk oleh hal-hal seperti itu.
Mari berpikir positif, stop bullying!
4 Desember 2013
Mengapa pegawai senior atau atasan harus melakukan bullying (verbal) dan intimidasi? Salah satunya adalah karena kekuasaan (power) dan persepsi ancaman. Dianggap orang lain adalah ancaman pribadi atau posisi di perusahaan, kuatir akan menyamai. Sama sekali pola pikir yang primitif di era ini. Saya tidak menemukan alasan lain dari pelaku kecuali alasan pembinaan. Sungguh-sungguh menyedihkan melakukan pola pembinaan dengan cara-cara semacam itu.
Bullying tidak seharusnya terjadi di industri dan lingkungan kerja, seorang pegawai baru datang menjadi mitra kerja kita untuk saling bahu-membahu menyelesaikan pekerjaan. Harusnya kita dengan senang hati dan tangan terbuka telah mendapat bantuan. Toh kalau dia tidak masuk akan menambah beban buat yang lain. Apabila pegawai baru tersebut tidak lancar dalam mengerjakan tugasnya seyogianya yang berpengalaman memberikan arahan yang sepatutnya. Apabila masih dirasa kurang, bisa dalam bentuk teguran yang elegan demi kemajuan pegawai baru tersebut.
Beberapa tugas pemimpin adalah sebagai fungsi managerial (menyusun rencana, pengendalian operasi, pengarahan, motivator, kontrol dan perbaikan, pengambil keputusan dll). Sudah menjadi tugasnya untuk menjadi penggerak yang baik dan menjadi sumber kreatifitas bagi mitra kerjanya. Sehingga iklim kerja harmonis akan menciptakan sinergi positif. Fungsi pembinaan bisa dilakukan dalam bentuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Negara ini telah terpuruk ratusan tahun dalam sistem feodal, penindasan telah mengakar menjadi kultur yang negatif. Penindasan model ini banyak sekali terjadi terutama di berbagai instansi pendidikan dan aparatur bahkan kearah fisik. Dan sampai sekarangpun negara ini masih terpuruk oleh hal-hal seperti itu.
Mari berpikir positif, stop bullying!
4 Desember 2013