Jam 5:37 pagi di Sanur, Bali lagi seru nonton Laliga Spanyol tiba-tiba semua siaran TV kabel dan TV lokal mati semua, kecuali siaran TV dari satelit, lupa harusnya bawa antena sendiri waktu berangkat kemari. Rupanya kalau hari nyepi semua instalasi publik harus dimatikan, tak terkecuali fasilitas hotel dan bandara internasional Ngurah Rai yang biasanya buka 24 jam. Ditutup buat semua penerbangan.
Semua turis bisa merasakan sensasi unik dan suasana magis diseluruh antero pulau. Ritual yang hanya ada satu-satunya didunia. Semua kegiatan berhenti mulai dari jam 6:00 pagi sampai jam 6:00 pagi keesokan hari. Beginilah cara umat Hindu mengawali hari ditahun baru saka, perlambang dari kontemplasi perjalanan setahun kemarin, merenungi semua kekeliruan, memaafkan kemua kesalahan, mengekang hawa nafsu, menyucikan diri dengan berpuasa dan meditasi untuk memulai perjalanan masa kedepan yang tentunya masih banyak dipenuhi rintangan.
Harusnya kita bisa mencontoh umat Hindu dalam merayakan tahun baru bukan dengan pesta pora berlebihan dan kegembiraan yang gak jelas.
Dalam perayaan malam sebelum nyepi saya sempat larut dalam festival ogoh-ogoh di Semawang Sanur. Perempatan Semawang penuh dengan turis mancanegara yang ingin menyaksikan arak-arakan ogoh-ogoh simbol raksasa jahat yang pada akhirnya dibakar, dienyahkan dari lingkungan sekitar.
Yang saya salut adalah anak-anak muda Bali benar-benar berkomitmen dalam memegang teguh ajaran agama dan budaya Hindu. Walaupun mereka menggenggam iphone dan berdandan modis dalam kesehariannya tapi tetap mau latihan gamelan dan tari Bali.
Sore hari (22/03/12) menjelang hari Nyepi dua anak Bali bercengkerama didepan Ogoh-ogoh, Lokasi Semawang, Sanur, Denpasar.